About me

Hai! Perkenalkan nama lengkap saya Yulinar Clara, cukup dipanggil Clara atau Lala saja. Saya lahir di sebuah kota kecil Kudus, pada tanggal 9 juli 1997. Saya bertempat tinggal di Jalan Kudus-Purwodadi km15 tepatnya pada desa Kalirejo 4/4 kecamatan Undaan kabupaten Kudus. Berikut adalah perjalanan studi saya : 1. TK Pertiwi Desa Kalirejo 2. SD 1 Kalirejo 3. SMP 1 Kudus 4. SMA 1 Mejobo Kudus 5. Politeknik Maritim Negeri Indonesia Sedikit perkenalan dari saya, hope we can be a good friend :))

Selasa, 14 Juni 2016

Assalamualaikum, happy fasting everyone!

Ramadhan kali ini agak sedikit berbeda, karena saya harus menjalankannya tidak dengan keluarga. Nah untuk mengobati rasa rindu saya dengan kampung halaman, kali ini saya akan sedikit mengulas tentang kota tercinta saya, Kudus. Kudus akrab disebut dengan Kota Santri, karena terdapat 2 makam sunan yang berperan menyebarkan agama islam di Pulau Jawa. Di Kudus bagian barat, banyak terdapat pondok pesantren dan sekolah agama yang dimanfaatkan oleh warga Kudus sendiri atau dari daerah lain untuk menimba ilmu keagamaan.

Kabupaten Kudus terdiri atas 9 kecamatan, yang dibagi lagi atas 123 desa dan 9 kelurahan. Pusat pemerintahan berada di Kecamatan KOta Kudus. Kudus adalah kabupaten dengan wilayah terkecil dan jumlah paling sedikt di Jawa Tengah. Meskipun terbilang kecil, Kudus kaya akan budaya lokal serta agamanya. Berikut adalah kekayaan budaya, lokasi wisata, dan makanan khas dari Kota Kudus.

1. Masjid Menara Kudus
Masjid Menara Kudus(disebut juga dengan Masjid Al Aqsa dan Masjid Al Manar) adalah sebuah masjid yang dibangun oleh Sunan Kudus pada tahun 1549 Masehi atau tahun 956 Hijriah dengan menggunakan batu Baitul Maqdis dari Palestina sebagai batu pertama. Masjid ini terletak di desa Kauman, kecamatan Kota, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah. Masjid ini berbentuk unik, karena memiliki menara yang serupa bangunan Candi. Masjid ini adalah perpaduan antara budaya Islam dengan budaya Hindu. Pada masa kini, masjid ini biasanya menjadi pusat keramaian pada festival dhandhangan yang diadakan warga Kudus untuk menyambut bulan Ramadhan.



2. Soto Kerbau Kudus 
Sesuai dengan namanya Soto Kerbau Kudus merupakan Soto yang berasal dari Kudus, Jawa Tengah. Soto Kudus tidak menggunakan bahan dasar daging sapi atau ayam yang umum digunakan pada soto lainnya, tapi menggunakan daging Kerbau. Bagi yang belum pernah mencicipi rasa daging Kerbau, makanan khas ini wajib dicoba jika suatu saat ada kesempatan berkunjung ke Kudus.


3. Dhandhangan
Dhandhangan merupakan festival yang diadakan di Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, Indonesia, untuk menandai dimulainya ibadah puasa pada bulan Ramadan. Masjid Menara Kudus biasanya menjadi pusat keramaian pada acara ini. Menurut tradisi, nama dhandhangan diambil dari suara beduk masjid tersebut saat ditabuh untuk menandai awal bulan puasa. Awalnya, dhandhangan adalah tradisi berkumpulnya para santri di depan Masjid Menara Kudus setiap menjelang Ramadan untuk menunggu pengumuman dari Sunan Kudus tentang penentuan awal puasa. Selanjutnya, kesempatan ini juga dimanfaatkan para pedagang untuk berjualan di sekitar masjid sehingga akhirnya kini dikenal masyarakat sebagai pasar malam yang ada setiap menjelang Ramadan.



4. Lentog Tanjung
Lentog artinya Lontong. Dahulu, penjualnya berasal dari Desa TanjungKarang (Tanjung). Maka dinamai Lentog Tanjung. Namun kini telah menyebar ke seluruh pelosok kota Kudus. Yang unik dari lentog adalah ukuran lontongnya yang sebesar betis orang dewasa. Biasanya lentog tanjung dinikmati sebagai menu untuk sarapan, terdiri dari 3 bahan utama, ada lontong yang dipotong kecil-kecil, sayur gori (nangka muda) dan lodeh tahu. Di sajikan di atas piring kecil yang dialasi daun pisang serta taburan bawang goreng, membuatnya semakin gurih saat disantap. Selain tampilannya yang sederhana, untuk memakannya juga tidak menggunakan sendok, namun menggunakan suru (sendok dari daun pisang).


Tidak ada komentar:

Posting Komentar